Yes Parenting


 Gambar oleh Olya Adamovich dari Pixabay 


Berapa kali kita ngomong "nggak boleh" atau "jangan" ke anak? Pasti nggak terhitung yaaa 😂

 

Banyak yang menganggap terlalu banyak kata "tidak" untuk anak bisa sangat membatasi anak untuk belajar dan mengeksplor lingkungan sekitarnya. Atas dasar inilah muncul yang namanya "Yes Parenting".

 

Saat mengaplikasikan pola asuh ini, "Yes Parents" berusaha keras untuk mendengarkan dan mewujudkan keinginan anak. Kalaupun ada permintaan yang nggak masuk akal, orang tua biasanya akan menolaknya tanpa menggunakan kata "tidak".

 

Tujuan dari pola asuh ini tentu saja agar anak bebas dan tidak takut mencoba hal-hal baru. Para "YesParents" juga menganggap kalau anak-anak di bawah usia 3 tahun sebenarnya tidak memahami kata "tidak" sama seperti yang dipahami oleh orang dewasa. Anak-anak batita hanya paham kalau mereka tidak boleh melakukan sesuatu karena akan mendapatkan reaksi marah dari orang tuanya.

 

Nah, saat anak-anak tambah besar, "Yes Parents" akan mengajak anak berdiskusi tentang hal-hal yang mungkin akan terjadi dan risikonya saat anak meminta sesuatu. Mereka berharap dengan cara ini anak punya kepercayaan diri untuk membuat keputusan sendiri.

 

Sebenarnya tujuannya baik yaa? Tapi nyatanya, ada sisi negatif juga dari pengasuhan ini. Simak yuk di bawah  🙂

 

Sisi positif

1. Si kecil bebas mengeksplor lingkungan sekitarnya.

2. Si kecil tidak pernah bosan karena banyak hal baru yang boleh ia coba.

3. Meningkatkan kekreativitasan, kepercayaan diri, & rasa ingin tahu si kecil.

4. Orang tua jadi lebih relax karena tidak stress terlalu banyak melarang anak melakukan ini dan itu.

5. Mempererat hubungan keluarga karena orang tua yang menerapkan "Yes Parenting"

6. Menghargai setiap momen bersama anak & berusaha untuk menciptakan kenangan yang menyenangkan.

 

Sisi negatif

1. Jika orang tua salah paham tentang “Yes Parenting” si kecil bisa tidak kenal batas.

2. Membuat anak cenderung self centered, padahal anak harus mengerti kalau dunia tidak selalu melulu tentang dirinya.

3. Bisa tumbuh menjadi pemberontak karena tidak bisa menerima peraturan yang berlaku.

4. Si kecil bisa kesulitan untuk menghadapi penolakan dengan baik.

5. Orang tua juga akan kewalahan karena harus selalu menuruti keinginan anak.

 

Yaa sebenarnya pada akhirnya nggak ada pola asuh yang one-size-fits-all. Gaya pengasuhan ini mungkin berhasil pada satu anak, tapi bisa juga tidak cocok diterapkan di anak lainnya. Jadi, hanya kita yang tahu pola asuh seperti apa sih yang cocok buat anak-anak kita 😊



Sumber