ADHD pada Anak


ADHD pada Anak

 

Subtipe ADHD

1. Inattentive

Sebagian besar gejalanya adalah kesulitan memfokuskan perhatiannya, serta sulit berkonsentrasi dan konsisten menyelesaikan tugasnya. Mereka juga tidak mendengarkan arahan dengan baik, melewatkan detail penting, dan tidak menyelesaikan apa yang mereka mulai. Itu mungkin karena mereka kerap melamun, suka linglung atau pelupa, dan kehilangan jejak barang-barang mereka.

 

2. Hyperactive

Subtipe ADHD pada anak yang hiperaktif adalah menunjukkan gejala gelisah, mudah bosan, kesulitan duduk diam, terlihat seperti selalu terburu-buru,dan ceroboh. Mereka tanpa sadar mungkin saja memanjat, melompat, atau bermain kasar atau bertindak dengan cara yang mengganggu orang lain.

 

3. Impulsive

Ada juga subtipe ADHD impulsif, di mana anak bertindak terlalu cepat sebelum berpikir. Mereka sering menyela, suka mendorong atau meraih, merasa sulit untuk menunggu, mungkin melakukan sesuatu tanpa meminta izin, mengambil barang yang bukan miliknya, atau bertindak dengan cara yang berisiko. Mereka mungkin memiliki reaksi emosional yang tampaknya terlalu kuat untuk situasi tersebut.

 

4. Kombinasi

Campuran dari semua subtipe di atas.

 

Penyebab dan Faktor Risiko ADHD pada Anak

Ada beberapa faktor yang dapat membuat anak lebih berisiko mengalami kondisi ini, antara lain:

 

Faktor Genetik

Tidak jelas apa yang menyebabkan ADHD pada anak. Namun, dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa genetika memainkan peran penting. Banyak anak yang memiliki ADHD memiliki orang tua atau kerabat dengan diagnosis ADHD.

 

Selain genetika, para ilmuwan sedang mempelajari kemungkinan penyebab dan faktor risiko lainnya termasuk:

 

·         Kerusakan otak

·         Paparan risiko lingkungan (misalnya, timbal, paparan zat beracun, polusi) selama kehamilan atau pada usia muda

·         Penggunaan alkohol dan tembakau selama kehamilan

·         Kelahiran prematur

·         Berat badan lahir rendah

·         Gangguan neurologis

·         Kekurangan gizi tertentu pada anak

Mitos yang mengatakan ADHD disebabkan oleh terlalu banyak makan gula, terlalu banyak menonton televisi, pola pengasuhan anak yang salah, atau faktor sosial dan lingkungan seperti kemiskinan atau kekacauan keluarga, itu SALAH! Mungkin hal-hal tadi memang dapat memperburuk gejala, tetapi itu bukanlah penyebab utama ADHD.

 

Ciri ADHD pada Anak

Ciri Anak ADHD

 

Sebenarnya, adalah normal bagi anak-anak untuk mengalami kesulitan fokus atau menyelesaikan satu hal dalam satu waktu. Namun pada anak-anak dengan ADHD, mereka memang benar-benar tumbuh dengan perilaku ini.

 

Gejalanya terus berlanjut hingga mereka dewasa, bahkan bisa semakin parah, dan dapat menyebabkan mereka kesulitan di sekolah, di rumah, atau bersosialisasi dengan temannya.

 

Ciri khas dari anak dengan ADHD menurut psikolog anak Vera Itabiliana Hadiwidjojo, S.Psi, Psikolog, di antaranya:

 

1. Tidak Bisa Diam

Vera menegaskan bahwa salah satu ciri anak ADHD yang bisa dilihat orang tua adalah kondisi anak yang tidak bisa diam. Anak akan bergerak terus. “Jadi, diamnya itu ketika saat anak tidur saja,” ujarnya.

 

2. Aktivitas Tak Bertujuan

“Misalnya, saat ia main, mainan tersebut mudah sekali ditinggal meskipun belum selesai dimainkan. Jadi, biasanya, kan, kalau anak itu akan memilih mainan lain setelah dia bosan atau sudah selesai dengan mainan, nah anak ADHD tidak,” tukas Vera.

 

3. Sering Lupa

Ciri anak ADHD lainnya yang mudah dikenali adalah ketika anak sering lupa. Baik lupa membawa barang ataupun lupa dalam mengingat sesuatu.

 

4. Tak Berhenti Bicara

Ciri anak ADHD lainnya yang bisa diperhatikan dan mudah dilihat adalah ketika anak tersebut susah berhenti bicara. “Anak sangat cerewet, ngomong terus-menerus, dan saat diajak bicara cenderung tidak mendengarkan.”

 

Sementara ciri lainnya yang dirangkum dari beberapa sumber adalah:

 

·         Banyak melamun

·         Membuat kesalahan yang ceroboh atau mengambil risiko yang tidak perlu

·         Sulit menahan godaan

·         Tidak bisa menunggu atau bergiliran/antre

·         Mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain

·         Kesulitan fokus pada aktivitas dan menjadi mudah terganggu

·         Rentang perhatian yang rendah saat bermain atau mengerjakan tugas sekolah

·         Terus-menerus bergerak atau berlarian

·         Berperilaku mengganggu