Bagaimana Diagnosis Autisme Dilakukan


Bagaimana Diagnosis Autisme Dilakukan



Diagnosis autisme atau Autism Spectrum Disorder (ASD) memerlukan evaluasi yang teliti oleh para profesional kesehatan. Meskipun tidak ada tes medis tunggal untuk mendiagnosis autisme, pendekatan diagnostik biasanya melibatkan beberapa langkah penting.


1. Observasi dan Wawancara


Langkah awal dalam diagnosis autisme adalah observasi perilaku anak oleh dokter atau psikolog. Mereka akan melihat pola komunikasi, interaksi sosial, dan perilaku anak. Selain itu, wawancara dengan orang tua atau pengasuh dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan awal dan perilaku anak di rumah.


2. Penggunaan Alat Skrining


Alat skrining khusus, seperti Modified Checklist for Autism in Toddlers (M-CHAT), digunakan untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal autisme. Alat ini membantu menentukan apakah evaluasi lebih lanjut diperlukan.


3. Evaluasi Mendalam


Jika hasil skrining menunjukkan kemungkinan autisme, evaluasi mendalam dilakukan oleh tim spesialis yang mungkin termasuk dokter anak, psikolog, dan terapis. Evaluasi ini mencakup penilaian perkembangan, tes kemampuan kognitif, dan komunikasi.


4. Penggunaan Kriteria Diagnostik


Untuk diagnosis formal, profesional kesehatan menggunakan kriteria dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association. Kriteria ini mencakup defisit dalam komunikasi sosial dan pola perilaku berulang yang khas pada autisme.



Diagnosis autisme adalah proses kompleks yang melibatkan observasi, alat skrining, evaluasi mendalam, dan penggunaan kriteria diagnostik yang tepat. Diagnosis dini sangat penting untuk memastikan bahwa anak mendapatkan intervensi dan dukungan yang diperlukan.