Profesi guru sering dipandang sebagai pekerjaan yang mulia dan bermakna. Namun di balik peran penting tersebut, banyak guru menghadapi tekanan psikologis yang tidak ringan. Penelitian terbaru di Portugal menunjukkan bahwa burnout dan perundungan (workplace bullying) masih menjadi persoalan serius di dunia pendidikan dan berdampak langsung pada kesejahteraan guru serta keberlanjutan sistem pendidikan .
Apa Itu Burnout pada Guru?
Burnout adalah kondisi kelelahan psikologis akibat stres kerja yang berlangsung lama dan tidak tertangani. Dalam konteks profesi guru, burnout umumnya muncul dalam tiga dimensi utama:
- Kelelahan emosional
Guru merasa terkuras secara emosional, lelah menghadapi tuntutan pekerjaan, dan sulit memulihkan energi. - Depersonalisasi
Muncul sikap menjauh secara emosional, menjadi lebih dingin, sinis, atau kurang peduli terhadap lingkungan kerja. - Menurunnya rasa pencapaian
profesional
Guru merasa tidak kompeten, tidak puas dengan pekerjaannya, dan kehilangan makna dalam profesinya.
Penelitian ini menemukan bahwa meskipun sebagian besar guru berada pada kategori risiko burnout rendah, lebih dari sepertiga guru berada pada risiko burnout tingkat sedang, dengan kelelahan emosional sebagai dimensi yang paling dominan .
Perundungan di Tempat Kerja: Masalah yang Sering Tak Terlihat
Perundungan di tempat kerja tidak selalu berbentuk kekerasan fisik. Dalam dunia pendidikan, perundungan dapat muncul dalam bentuk:
- pembatasan komunikasi
- meremehkan hasil kerja
- pengucilan sosial
- manipulasi profesional
- serangan verbal atau psikologis berulang
Penelitian menunjukkan bahwa guru yang mengalami perundungan cenderung mengalami kelelahan emosional yang lebih tinggi, peningkatan depersonalisasi, serta penurunan rasa pencapaian profesional .
Hubungan Erat antara Burnout dan Perundungan
Salah satu temuan penting penelitian ini adalah adanya hubungan yang signifikan antara burnout dan perundungan di tempat kerja. Guru yang merasa menjadi korban perundungan menunjukkan:
- tingkat kelelahan emosional yang jauh lebih tinggi
- sikap menarik diri dan menjauh secara emosional
- penurunan kepuasan dan makna dalam profesi
Dengan kata lain, lingkungan kerja yang tidak sehat bukan hanya membuat guru tidak nyaman, tetapi juga mempercepat munculnya burnout.
Siapa yang Lebih Rentan Mengalami Burnout?
Penelitian ini juga menemukan bahwa burnout tidak dialami secara merata. Beberapa faktor yang berhubungan dengan tingkat burnout antara lain:
- Jenis kelamin: guru perempuan cenderung mengalami kelelahan emosional lebih tinggi, sementara guru laki-laki menunjukkan depersonalisasi lebih tinggi.
- Status pernikahan: guru yang lajang atau bercerai lebih rentan mengalami kelelahan emosional dibandingkan yang memiliki pasangan.
- Jam kerja: guru dengan jam kerja penuh waktu menunjukkan tingkat kelelahan emosional lebih tinggi.
- Jarak dari keluarga: guru yang harus terpisah dari keluarga karena pekerjaan mengalami burnout lebih tinggi di semua dimensi.
Temuan ini menunjukkan bahwa burnout dipengaruhi oleh kondisi kerja sekaligus faktor kehidupan pribadi.
Dampak Burnout bagi Dunia Pendidikan
Burnout pada guru tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada sistem pendidikan secara luas, antara lain:
- menurunnya kualitas pembelajaran
- berkurangnya keterlibatan emosional guru dengan siswa
- meningkatnya absensi dan keinginan keluar dari profesi
- terganggunya iklim psikologis sekolah
Dalam jangka panjang, kondisi ini dapat mengancam keberlanjutan dan kualitas pendidikan.
Mengapa Lingkungan Kerja yang Sehat Itu Penting?
Penelitian ini menegaskan bahwa lingkungan kerja yang aman, suportif, dan bebas perundungan merupakan faktor kunci dalam mencegah burnout. Beberapa langkah penting yang direkomendasikan antara lain:
- membangun budaya kerja yang saling menghormati
- memperkuat dukungan sosial antar guru dan pimpinan
- mengurangi beban kerja yang tidak proporsional
- menyediakan dukungan psikologis dan pelatihan manajemen stres
Upaya pencegahan jauh lebih efektif dibandingkan penanganan burnout yang sudah berat.
Kesimpulan
Burnout dan perundungan di tempat kerja adalah dua persoalan yang saling berkaitan dan tidak bisa diabaikan dalam dunia pendidikan. Penelitian ini menunjukkan bahwa kesejahteraan guru sangat dipengaruhi oleh iklim relasi dan kondisi kerja sehari-hari.
Membangun lingkungan pendidikan yang sehat bukan hanya soal kebijakan administratif, tetapi juga tentang bagaimana manusia di dalamnya saling memperlakukan satu sama lain. Guru yang sehat secara mental adalah fondasi bagi pendidikan yang berkualitas dan berkelanjutan.
Sumber:
Portelada, A., Candeias, A., & João, A. L. (2025). Burnout and Workplace Bullying Among Teachers Across Educational Levels: A Cross-Sectional Study. European Journal of Investigation in Health, Psychology and Education, 15(12), 255.



Komentar
Belum Ada Komentar