Perkembangan emosi merupakan sebuah proses yang kompleks. Emosi berkembang dimulai dari satu emosi yang lebih sederhana kemudian muncul emosi yang merupakan perkembangan dari emosi lainnya. Terdapat enam emosi dasar yang dimiliki oleh manusia, yakni joy (gembira), sadness (sedih), disgust (jijik), anger (marah), fear (takut), dan surprise (heran).
Gembira merupakan emosi yang paling banyak dicari oleh manusia. Gembira biasanya dijelaskan sebagai kondisi emosi yang ditandai oleh rasa puas, dan senang. Ekspresi yang diperlihatkan, seperti senyuman, gerakan tubuh yang santai, dan nada bicara yang ramah. Gembira berkaitan dengan umur yang lebih panjang dan meningkatnya kepuasan dalam pernikahan.
Sedih dapat dijelaskan sebagai kondisi emosi yang ditandai perasaan kecewa, merenung, dan penurunan mood. Pada kondisi tertentu, rasa sedih yang teramat dalam dapat mengantarkan kepada depresi. Sedih dapat diperlihatkan dengan ekspresi menangis, penurunan mood, lesu, dan penarikan diri dari sosial.
Jijik melibatkan perasaan yang tidak nyaman pada perasa, penglihatan, atau penciuman. Emosi ini diperlihatkan dengan penghindaran dari objek yang membuat jijik, rasa ingin muntah, dan pengerutan pada hidung dan bibir atas. Emosi ini berkembang sebagai penolakan pada makanan yang dianggap membahayakan. Orang juga dapat merasakan jijik saat melihat orang lain melakukan perilaku yang tidak bermoral, jahat, atau tidak menyenangkan.
Marah dapat menjadi sebuah emosi yang sangat kuat ditunjukan dengan rasa permusuhan, frustrasi, dan benci pada orang lain. Saat tubuh mengeluarkan kemarahan, diri akan cenderung berusaha untuk melindungi diri sendiri. Marah ditunjukan melalui, cemberut, berteriak, wajah memerah, dan perilaku agresif. Marah juga dapat menjadi hal baik, seperti memotivasi aksi untuk menyelesaikan sesuatu yang mengganggu. Marah dapat menjadi masalah saat berubah menjadi perilaku yang membahayakan.
Takut memainkan peranan penting pada pertahanan hidup. Emosi ini memicu reaksi pergi atau hadapi saat menghadapi situasi berbahaya. Takut membantu menyiapkan diri untuk berhadapan dengan tantangan yang ada. Beberapa orang mencari situasi yang mengundang rasa takut seperti pada olahraga ekstrim, atau permainan menantang bahaya. Pengulangan pada situasi menakutkan dapat membuat situasi tersebut menjadi hal yang biasa bagi seseorang. Namun, hal tersebut juga dapat mengantar pada sebuah perasaan takut yang lebih besar sebagai sebuah phobia.
Heran ditandai dengan reaksi terkejut pada sesuatu yang tidak diprediksi. Heran biasanya ditunjukan dengan menaikan alis, melebarkan mata, melompat, dan berteriak. Saat terkejut seseorang akan merasakan lonjakan adrenalin yang menyiapkan diri untuk reaksi pergi atau hadapi. Orang cenderung terpengaruh oleh argumen yang mengherankan dan belajar lebih dari informasi yang mengherankan.
Setiap orang dapat merasakan hal yang berbeda pada situasi yang sama. Oleh karena itu, perbedaan tanggapan pada sebuah peristiwa banyak terjadi. Hal ini merupakan bagian dari keseharian manusia. Melalui pemahaman pada emosi yang berbeda, orang dapat mengerti lebih dalam mengenai bagaimana sebuah emosi mempengaruhiperilaku.
Author: Noviopatra Tri Kamsanih
Komentar
Belum Ada Komentar