Jenis Disfasia


Jenis Disfasia


Banyak orang dengan disfasia tahu persis apa yang ingin mereka katakan, tetapi kesulitan mengomunikasikannya melalui kata-kata. Mengutip WebMD, ada beberapa jenisnya, yakni:

 

1. Disfasia Ekspresif (Disfasia Wernicke)

Jenis ini ditandai ketika Anda dapat berbicara secara fisik, tetapi orang lain mungkin tidak mengerti dengan kata atau kalimat yang dikatakan. Kalimat yang dibentuk dalam pidato atau tulisan tidak selalu mengikuti aturan tata bahasa. Anda mungkin mengucapkan kata-kata yang dibuat-buat yang terdengar seperti kata-kata dalam bahasa Anda.

Beberapa orang menyebut pola berbicara ini sebagai “word salad”.

Dysphasia ekspresif juga dikenal sebagai dysphasia lancar, karena orang yang memilikinya berbicara dengan kecepatan yang sama dengan orang tanpa dysphasia. Sering kali, orang dengan disfasia ekspresif tidak menyadari bahwa mereka memilikinya dan berpikir bahwa mereka berbicara secara normal.

2. Afasia Reseptif (Afasia Broca)

Afasia atau dysphasia broca membuat sulit untuk menyusun kata-kata untuk mengomunikasikan ide-ide mereka. Orang dengan dysphasia jenis ini mengalami kesulitan membentuk kalimat lengkap saat berbicara atau menulis.

Mereka mungkin mengambil jeda panjang di antara kata-kata dan berbicara dalam kalimat yang sangat pendek, seperti “Atur meja” alih-alih “Saya yang mengatur meja”.

Dysphasia reseptif juga disebut dysphasia tidak lancar karena orang yang memilikinya berbicara lebih lambat daripada kebanyakan orang tanpa disfasia.

3. Dysphasia Anomik

Dengan afasia anomik, seseorang mengalami kesulitan mengingat dan mengucapkan kata-kata tertentu. Pun mungkin berbicara dengan jelas dan membentuk kalimat yang dapat dimengerti, tetapi melupakan kata-kata umum untuk nama orang, tempat, atau objek.

Orang dengan dysphasia anomik mungkin menggunakan istilah yang tidak jelas daripada kata-kata yang lebih spesifik.‌

4. Dysphasia Global

Disfasia global adalah ketika seseorang memiliki gejala disfasia ekspresif dan reseptif. Orang dengan dysphasia global tidak dapat membentuk banyak kata atau kalimat yang koheren dan kesulitan memahami orang lain. Dysphasia global dapat membaik dari waktu ke waktu, serta bisa hilang sepenuhnya.

5. Dysphasia Progresif

Jenis dysphasia ini awalnya ringan, kemudian menjadi lebih parah dari waktu ke waktu. Orang dengan dysphasia progresif mungkin masih dapat memahami orang lain, tetapi ucapan dan tulisan mereka semakin memburuk seiring bertambahnya usia.

 

Gejala atau Tanda

Orang dengan disfasia mungkin mengalami kesulitan menggunakan atau memahami pembicaraan. Gejalanya tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan kerusakan otak. Mengutip Healthline, gejala berbicara orang dengan kondisi ini meliputi:

·         Sangat kesulitan untuk menemukan kata-kata (anomia)

·         Berbicara perlahan atau dengan kesulitan besar

·         Berbicara dalam kata-kata tunggal atau fragmen pendek

·         Menghilangkan kata-kata kecil, seperti artikel dan preposisi (pidato telegrafis)

·         Membuat kesalahan tata bahasa

·         Mencampur urutan kata

·         Mengganti kata atau suara

·         Menggunakan kata-kata yang tidak masuk akal

·         Berbicara dengan lancar, tetapi tanpa makna

Gejala pemahaman orang dengan ciri-ciri ini meliputi:

·         Kesulitan untuk memahami ucapan

·         Perlu waktu ekstra untuk memahami ucapan

·         Memberikan jawaban yang salah untuk pertanyaan sederhana

·         Mengalami kesulitan memahami tata bahasa yang kompleks

·         Mengalami kesulitan memahami ucapan cepat

·         Salah menafsirkan makna (misalnya, mengambil bahasa kiasan secara harfiah)

·         Kurangnya kesadaran akan kesalahan

·         Orang dengan disfasia mungkin juga mengalami kesulitan lain, terutama saat membaca dan menulis.