Keterampilan Motorik Dasar Anak yang harus Dikuasai


Keterampilan Motorik Dasar Anak yang Perlu Dikuasai

 

Keterampilan motorik memungkinkan anak bergerak dan melakukan berbagai aktivitas harian. Ada dua jenis keterampilan motorik, yaitu motorik halus dan motorik kasar.

 

Kontrol tangan yang tepat dan cermat adalah hasil melatih keterampilan motorik halus. Sementara, motorik kasar banyak menggunakan otot besar pada tubuh, sehingga pergerakan tubuh terlihat jelas, seperti berjalan, melompat, dan berlari.

 

Ditinjau dari tumbuh kembang, anak mengembangkan keterampilan motorik tertentu pada setiap tahapan usia. Meskipun demikian, tidak semua anak mencapai milestone itu di waktu yang sama.

 

Sebagian anak yang memiliki gangguan perkembangan, misalnya, butuh waktu lebih lama menguasai keterampilan motorik tertentu.

 

1. Bertepuk tangan

Bagi batita, bertepuk tangan bukan sekadar menunjukkan ekspresi kegembiraan saja, Ma. Bertepuk tangan mendorong si Kecil belajar bahwa ia punya kendali atas diri dan lingkungan sekitarnya.

 

Bertepuk tangan juga membutuhkan koordinasi mata dan tangan. Konsentrasi pun diperlukan saat anak berusaha menyatukan kedua tangan dan menggerakkan berulang agar tepukan itu berbunyi.

 

Plus, tepuk tangan menjadi sarana batita berkomunikasi dengan orang lain di sekitarnya. Ketika ia memasuki usia prasekolah, keterampilan bertepuk tangan akan membantu anak memahami beragam konsep, mulai dari berhitung, mengeja, hingga irama pada lagu.

 

2. Bermain lilin mainan atau play dough

Tahukah Anda bermain lilin mainan atau play dough bukan hanya bertujuan membuat suatu bentuk? Bermain lilin mainan adalah cara terbaik bagi anak mengembangkan keterampilan motorik halusnya yang melibatkan tangan.

 

Kekuatan otot halus di pergelangan tangan dan jari-jemarinya juga semakin terasah lewat permainan sederhana ini. Ditambah dengan koordinasi antara mata dan tangan yang baik, sehingga anak mampu menyelaraskan visual dan pergerakan tangannya.

 

Bermain lilin mainan atau play dough menjadi dasar dalam melatih keterampilan menulis. Dengan kata lain, permainan ini bagus untuk melatih otot-otot tangan anak agar lebih lemas dan luwes, sehingga tidak kaku saat memegang alat tulis atau alat warna di usia prasekolah nanti.

 

3. Membuka tutup wadah dan barang lainnya

Membuka tutup wadah juga tak kalah penting untuk dikuasai si Kecil. Mulai dari kotak makanan, tutup botol minuman, hingga makanan atau minuman kemasan.

 

Selain itu, Anda juga perlu mengajarkan anak membuka dan menutup wadah dengan ritsleting atau zipper. Sebagian besar tas atau pouch menggunakan alat ini sebagai penutup, termasuk milik si Kecil.

 

Keterampilan ini akan membantu anak lebih mandiri saat ia sekolah nanti. Nggak mungkin kan ia terus menerus minta tolong pada gurunya saat harus membuka tempat bekal?

 

4. Berjalan, berlari & melompat

Beralih ke keterampilan motorik kasar, gerakan dasar seperti berjalan, berlari, dan melompat perlu ia kuasai dengan baik. Tidak hanya untuk membantunya bergerak ke sana kemari, ketiga gerakan ini penting dalam mengembangkan keterampilan fisik lainnya.

 

Pada umumnya, anak mulai belajar berjalan menjelang usia 12 bulan dengan ditetah atau dibantu berjalan sambil memegangi kedua tangannya. Perlahan, ia mulai mampu berjalan sendiri setelah lewat usia 12 bulan.

 

Pada usia 2 tahun, anak mulai mendorong diri untuk bisa berlari, meski baru berlari pelan saja. Biasanya, pada usia 3 tahun anak mampu berlari tanpa terjatuh.

 

Sementara, keterampilan melompat umum dikuasai anak pada usia 2 tahun, yakni ketika ia dapat melompat dengan kedua kakinya. Ketika baru memulai, anak hanya melompat dengan satu kaki. Terus beri stimulasi lewat permainan atau tarian sederhana, sehingga anak mau berlatih untuk melompat dengan kedua kaki secara bersama.

 

5. Bermain sepeda

Bermain sepeda ternyata bisa meningkatkan kekuatan otot kaki, serta melatih keseimbangan dan koordinasi tubuh si Kecil yang berusia 1-3 tahun.

 

Pada anak usia sekolah, bermain sepeda bukan sekadar membuat tubuh lebih sehat, tetapi juga berpengaruh pada kesiapan belajar dan kemampuan fokus anak.

 

Selain itu, aktivitas fisik seperti ini juga bisa membuat anak lebih bahagia, mendorong anak bermain di luar, dan membuka kesempatan pada anak berinteraksi dengan teman sebayanya.

 

Demikian keterampilan motorik dasar yang perlu dikuasai anak usia 1-3 tahun. Pastikan Anda konsisten memberi stimulus pada anak agar tumbuh kembangnya bisa lebih optimal.

 

Namun, jangan risau jika anak belum menguasai keterampilan itu sesuai usianya. Ingat bahwa timeline perkembangan anak berbeda-beda. Jika Anda sudah melakukan segala upaya untuk menstimulasi, tetapi belum berbuah hasil, segera konsultasi dengan dokter spesialis anak atau psikolog anak ya.

 

Selamat mendampingi anak bertumbuh dan berkembang!

 

SUMBER