Konsep Kedisiplinan


DISIPLIN

Disiplin adalah Suatu sikap ketaatan secara sadar terhadap aturan, norma-norma, dan

kaidah-kaidah yang berlaku agar terhindar dari hukuman dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan.


Istilah disiplin menurut Good’s Dictionary of Education

1.    Proses hasil pengarahan atau pengendalian keinginan demi suatu cita-cita atau untuk mencapai tindakan yang lebih efektif.

2.    Pencarian suatu cara bertindak yang terpilih dengan gigih, aktif dan diarahkan sendiri, sekalipun  mengahadapi rintangan.

3.    Pengendalian perilaku dengan langsung dan otoriter melalui hukuman dan hadiah.

4.    Pengekangan dorongan, sering melalui cara yang tak enak, menyakitkan.


Aspek terpenting dari sikap disiplin :

Kekuatan serta kepatuhan terhadap aturan – aturan.


Macam – macam disiplin :

1. Disiplin positif ; Berupa proses hasil pengembangan karakter, pengendalian diri, keadaan teratur efesien.

2. Disiplin negatif ; Berupa disiplin yang dilakukan karena adanya ancaman dan hukuman.


Faktor yang mempengaruhi disiplin :

Faktor perasaan takut

Faktor kebiasaan

Faktor kesadaran untuk berdisiplin


Indikator Disiplin

1.    Melaksanakan tata tertib dengan baik, baik bagi guru atau siswa karena tata tertib yang berlaku merupakan aturan dan ketentuan yang harus ditaati.

2.    Taat terhadap kebijaksanaan atau kebijakan yang berlaku: Menerima, menganalisis dan mengkaji berbagai pembaharuan pendidikan.

3.    Berusaha menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi pendidikan yang ada.

4.    Menguasai dan intropeksi diri.


Tips mendisiplinkan anak dengan cara-cara

yang positif:

1.    Memahami makna di balik perilaku anak.

Walaupun kita sering menganggap anak berperilaku buruk, sebenarnya si anak melakukan apa yang dianggapnya terbaik. Pahami mengapa anak berperilaku tertentu. Misalnya anak memukul adiknya hanya karena ingin mendapat perhatian dari Anda. Luangkan waktu untuk merefleksi diri, apakah salah satu penyebab anak berperilaku buruk adalah perilaku Anda sendiri? Apa mungkin anda terlalu sibuk?

2.    Kendalikan diri Anda.

Anda mungkin marah, kesal atau bahkan frustasi ketika anak berperilaku buruk. Dalam kondisi emosional seperti itu, kita sering terpancing sehingga melakukan hal-hal yang akan kita sesali seperti memarahi bahkan memukul anak. Cobalah menarik napas dalam-dalam beberapa kali atau menghitung sampai 10 lambat-lambat. Bila usaha itu tidak dapat membantu menenangkan anda, tinggalkan anak sejenak untuk meredakan emosi anda.

3. Berikan contoh yang baik.

     Orang tua adalah contoh bagi anak-anak. Bila anda berteriak, memarahi atau memukul anak ketika berperilaku buruk, sama saja anda membenarkan anak untuk melakukan hal yang sama. Anak yang dipukul cenderung memukul saudaranya, temannya atau bahkan memukul anda.

4. Respek

     Cara terbaik untuk mengajarkan respek kepada anak adalah dengan menunjukkan bahwa kita menghormatinya. Berteriak kepada anak menunjukkan bahwa kita tidak menghormatinya. Dekati anak anda dan gunakan kalimat positif. Atau ajak anak melakukan aktivitas lain.

5. Fokus pada perilaku baik.

     Kadang-kadang anak berperilaku buruk karena mencari perhatian. Selama perilaku seperti ini tidak membahayakan anak atau dapat melukainya, anda dapat mengabaikannya. Berpura-puralah Anda tidak melihat atau mendengarnya. Bila anak yang mengamuk atau merengek diabaikan, lambat laun ia akan mencari cara yang lebih baik untuk berkomunikasi dengan Anda.

6. Positif

     Anak yang selalu mendengar,”Jangan,” atau “Tidak boleh,” cenderung mengabaikan larangan Anda. Kalimat positif biasanya lebih efektif daripada larangan. Misalnya, ganti “Jangan berteriak!” dengan “Kalau kamu berisik, kamu akan membangunkan adik.

7. Aturan dan konsekuensi

     Tetapkan aturan sesuai dengan ekspektasi Anda dan tentu saja sesuai usia anak Anda. Ajak anak berdiskusi untuk menetapkan aturan dan konsekuensi yang diterima bila aturan dilanggar. Selalu konsisten dengan aturan yang sudah disepakati. Konsekuensi bukan hukuman.

     Bila anak menerima konsekuensi karena perilakunya, pastikan bahwa anak paham bahwa ia tidak sedang dihukum.

8. Jangan menyuap anak.

     Menawarkan sesuatu agar anak berperilaku baik adalah tindakan yang kurang bijaksana. Misalnya, anda ingin mengajak anak ke rumah teman, namun anda takut anak anda nakal di sana. Jadi anda menjanjikan mainan atau makanan agar anak mau menjaga perilakunya.