Metode Fonik


Ingin mulai mengajarkan anak balita Anda membaca tapi tak tahu harus mulai darimana?
Sepertinya Anda perlu mencoba metode fonik untuk balita, yang belakangan mulai banyak digunakan oleh para orang tua dan praktisi pendidikan di luar negeri.
Selain lebih efektif membantu anak belajar membaca, metode fonik juga dikabarkan dapat menguatkan kemampuan bahasa anak secara lebih menyeluruh.
Apa sebenarnya metode fonik untuk balita, dan bagaimana cara kerjanya? Silakan baca sampai selesai untuk tahu jawabannya ya.


Apa Itu Fonik?

Dikutip dari verywellfamily.com, singkatnya, fonik berhubungan dengan suara atau bunyi yang mewakili huruf (a, b, c, dst.) dan kombinasi huruf (ng, pl, kr, dst ..) dalam alfabet. Fonik membantu anak belajar membaca dengan cara mengembangkan kemampuan untuk mengenal huruf, mengenal suara, dan membuat hubungan antara keduanya.
Ini berbeda dengan metode belajar membaca tradisional yang lebih fokus pada susunan huruf demi huruf, arti kata, serta kurang menekankan penggunaan lisan. Prinsip dasar metode fonik pertama kali dikenalkan oleh John Hart di tahun 1570, dan sampai sekarang masih digunakan dalam sistem pendidikan di banyak negara.
Meski awalnya dikembangkan untuk membantu penguasaan bahasa Inggris, metode fonik juga dapat diadaptasi untuk bahasa Indonesia. Hebat ya


Plus Minus Anak Belajar Membaca Dengan Metode Fonik

Hasil studi yang dilakukan oleh London School of Economics menunjukkan kalau anak yang belajar membaca dengan metode fonik memiliki perkembangan bahasa yang jauh lebih baik dibanding anak yang belajar dengan metode konvensional.
Dengan belajar fonik, balita bisa lebih paham cara membentuk huruf menjadi sebuah kata. Ini membantu mengembangkan kemampuan pengenalan teks yang diperlukan untuk mendukung anak belajar membaca dan menulis.
Balita yang belajar membaca dengan metode fonik juga akan lebih pandai mengeja, karena mereka dibiasakan untuk memecah sebuah kata menjadi unit fonik terkecil. Di sisi lain, 
anak yang belajar membaca hanya dengan metode fonik bisa mengalami kesulitan dalam memahami makna bacaan dan kesulitan dalam proses menulis kreatif saat sekolah nanti.


Strategi Sukses Belajar Membaca Dengan Fonik

Banyak orang tua yang sudah mencoba fonik mengaku anaknya sudah bisa membaca di usia 2 atau 3 tahun, tapi tentu saja itu tergantung pada kecepatan belajar setiap balita yang berbeda.
Yang terpenting adalah membantu balita memahami kata yang sedang dibacakan atau diajarkan, serta mendorongnya untuk berani bercerita atau mengungkapkan pendapat menggunakan kata-katanya sendiri.
Metode fonik untuk balita juga akan lebih efektif bila Anda sering mengajaknya berlatih dalam percakapan, permainan bahasa, maupun bermain peran.