Proses okupasi terapi yang benar
Dokter yang mengirimkan pasien untuk okupasaiterapi akan menyertakan juga data mengenai pasien berupa diagnosa, masalahnya dan juga akan menyatakan apa yang perlu diperbuat dengan pasien tersebut. Apakah untuk mendapatkan data yang lebih banyak untuk keperluan diagnose, atau untu terapi, atau untuk rehabilitasi, Setelah pasien berada diunit okupasiterapi maka terapis akan bertindak sebagai berikut:
- Koleksi data
Data biasa didapatkan dari kartu rujukan atau status pasien yang disertakan waktu pertama kali pasien mengujungi unit terapi okupasional. Jika dengan mengadakan interview dengan pasien atau keluarganya, atau dengan mengadakan kunjungan rumah. Data ini diperlukan untuk menyusun rencana terapi bagi pasien. Proses ini dapat berlangsung beberapa hari sesuai dengan kebutuhan.
- Analisa data dan identifikasi masalah
Dari data yang terkumpul dapat ditarik suatu kesimpulan sementara tentang masalah dan atau kesulitan pasien. Ini dapat berupa masalah dilingkungan keluarga atau pasien itu sendiri
- Penentuan tujuan
Dari masalah dan latar belakang pasien maka dapat disusun daftar tujuan terapi sesuai dengan prioritas baik jangka pendek maupun jangka panjangnya
- Penentuan aktivitas
Setelah tujuan terapi ditetapkan maka dipilihlah aktivitas yang dapat mencapai tujuan terapi tersebut. Dalam proses ini pasien dapat diikut sertakan dalam menentukan jenis kegiatan yang kan dilaksanakan sehingga pasien merasa ikut bertanggung jawab atas kelancaran pelaksanaannya.
Dalam hal ini harus diingat bahwa aktivitas itu sendiri tidak akan menyembuhkan penyakit, tetapi hanya sebagai media untuk dapat mengerti masalahnya dan mencoba mengatasinya dengan bimbingan terapis. Pasien itu sendiri harus diberitahu alasan-alasan mengenai dia harus mengerjakan aktivitas tersebut sehingga dia sadar dan diharapkan akan mengerjakannya dengan aktif.
5.Evaluasi
- Kemampuan membuat keputusan
- Tingkah laku selama bekerja
- Kesadaran adanya orang lain yang bekerja bersama dia dan yang mempunyai kebutuhan sendiri
- Kerjasama
- Cara memperlihatkan emosi (spontan, wajar, jelas, dan lain-lain).
- Inisiatif dan tanggung jawab
- Kemampuan untuk diajak atau mengajak berunding
- Menyatakan perasaan tanpa agresi
- Kompetisi tanpa permusuhan
- Menerima kritik dari atasan atau teman sekerja
- Kemampuan menyatakan pendapat sendiri dan apakah bertanggung jawab atas pendapatnya tersebut
- Menyadari keadaan dirinya dan menerimanya
- Wajar dalam penampilan
- Orientasi, tempat, waktu, situasi, orang lain
- Kemampuan menrima instruksi dan mengingatnya
- Kemampuan bekerja tanpa terus menerus diawasiKerapian bekerja
- Kemampuan merencanakan suatu pekerjaan
- Toleransi terhadap frustasi
- Lambat atau cepat
- Dan lain sebagainya yang dianggap perlu
Persiapan terapi okupasi
- Penetuan materi latihan
materi latihan dipilih dan ditentukan dengan memperhatikan karakteristik atau cara khas masing – masing klien
- Penetuan cara atau pendekatan dengan system kelompok / individu
- Penentuan waktu. Kapan latihan diberikan pagi, siang atau sore hari dan berapa lamanya.
- Penetuan tempat disesuaikan dengan keadaan klien, materi latihan dan alat yang digunakan.
- Metode
Okupasiterapi dapat dilakukan baik secara indivisual, maupun berkelompok, tergantung dari keadaan pasien, tujuan terapi dan lain-lain:
- Metode individual dilakukan untuk:
- Pasien baru yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak informasi dan sekaligus untuk evaluasi pasien
- Pasien yang belum dapat atau mampu untuk berinteraksi dengan cukup baik didalam suatu kelompok sehingga dianggap akan mengganggu kelancaran suatu kelomppok bila dia dimasukan dalam kelompok tersebut
- Pasien yang sedang menjalani latihan kerja dengan tujuan agar terapis dapat mengevaluasi pasien lebih efektif
- Metode kelompok dilakukan untuk:
- Pasien lama atas dasar seleksi dengan masalah atau hamper bersamaan, atau dalam melakukan suatu aktivitas untuk tujuan tertentu bagi bebrapa pasien sekaligus. Sebelum memulai suatu kegiatan baik secara individual maupun kelompok maka terapis harus mempersiapkan terlebih dahulu segala sesuatunya yang menyangkut pelaksanaan kegiatan tersebut. Pasien juga perlu dipersiapkan dengan cara memperkenalkan kegiatan dan menjelaskan tujuan pelaksanaan kegiatan tersebut sehingga dia atau mereka lebih mengerti dan berusaha untuk ikut aktif. Jumlah anggota dalam suatu kelompok disesuaikan dengan jenis aktivitas yang akan dilakaukan, dan kemampuan
Terapis mengawasi.
- Waktu
Okupasiterapi dilakukan antara 1 – 2 jam setiap session baik yang individu maupun kelompok setiap hari,dua kali atau tiga kali seminggu tergantung tujuan terapi, tersedianya tenaga dan fasilitas, dan sebagainya. Ini dibagi menjadi dua bagian yaitu ½ – 1 jam untuk menyelesaikan kegiatan-kegiatan dan 1 – 1 ½ jam untuk diskusi. Dalam diskusi ini dibicarakan mengenai pelaksanaan kegiatan tersebut, antara lain kesulitan yang dihadapi, kesan mengarahkan diskusi tersebut kearah yang sesuai dengan tujuan terapi.
- Terminasi
Keikut sertaan seseorang pasien dalam kegiatan okupasiterapi dapat diakhiri dengan dasar bahwa pasien :
- Dianggap telah mampu mengatsi persolannya
- Dianggap tidak akan berkembang lagi
- Dianggap perlu mengikuti program lainnya sebelum okupasiterapi
- IMPLEMENTASI
– Pertahankan tingkat fungsional klien untuk melakukan aktivitas hidup sehari – hari.
– Tingkatkan keseimbangan antara istiraha dan aktivitas
– Bantu klien untuk berwaspada, gunakan petunjuk dan penguatan yang positif
– Pertahankan keadaan fisik yang seimbang
– Pertahankan diet yang seimbang dan pastikan asupan cairan yang adekuat
– Membuat persediaan oto dan kondisi tubuh umumnya, berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.
– Pertahankan hubungan social yang baik
– Hindari atau batasi situasi yang memalukan secara social dukung dan jaga martabat pasien.
– Kurangi stimulasi lingkungan bila klien cemas.
- EVALUASI HASIL
Klien mempertahankan kemampuannya melakukan aktivitas sehari – hari dalam lingkungan yang berstruktur
Klien menunjukkan perawatan diri yang baik pada segi nutrisi maupun dirinya
Klien menunjukkan hubungan sosialisasi yang baik pada keluarga dan lingkungan sekitar.
KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang materi terapi okupasi diatas dapat kami simpulkan beberapa hal sebagai berikut :
Pengertian : terapi okapasi adalah usaha penyembuhan melalui kesibukan atau pekerjaan tertentu.
Sasaran : Pemulihan, pengembangan, pemeliharaan fisik, intelektual, social, dan emosi.
Fisik: Kecepatan bergerak dan kekuatan pemeliharaan daerah gerak sendi kontrol otot
Intelektual: Menyelesaikan masalah yang dihadapi meningkatkan daya kreativitas, integrasi antara otot dan pengetahuan pasien, ekspresi perasaan klien.
Sosial dan Emosi : Peningkatan hubungan yang sehat di dalam kelompok. Menjalankan aturan main dalam kelompok, memimpin dan mengikuti kepemimpinan orang lain.
Tujuan : terapi okupasi tidak hanya sebatas aktivitas fisik, tetapi mencakup pengembangan intelektual, social, emosi, maupun kreatifitas.
Diversional : Terapi okupasi dapat di gunakan untuk mengalihkan perhatian agar tidak terjadi neorosis ( kegagalan individu memecahkan masalah atau tuntutan dimasyarakat yang membuatnya terganggu dalam pemeliharaan maupun penyesuaian diri )
Pemulihan Fungsional : Membuat persediaan otot, dan kondisi tubuh umumnya berfungsi sebagaimana mestinya sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Latihan dan Prefokasional. : Memberi peluang persiapan menghadapi tugas, pekerjaan atau profesi yang sesuai dengan kondisinya.
SARAN-SARAN
– Bagi keluarga klien
– Berikan dukungan dan support dalam terapi okupasi kepada klien
– Dapatkan tim yang jelas tentang tujuan dan tindakan terapi dari tim medis.
– Kenali gejala-gejala yang timbul dan segera memerlukan perawatan medis
– Bagi perawat atau tim medis
– Tetapkan intervensi terapi okupasi sesuai dengan hasil pengkajian
– Berikan informasi yang jelas kepada keluarga maupun klien tentang tujuan dan tindakan yang akan di lakukan.
– Berikan penyuluhan mengenai penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan.
Komentar
Belum Ada Komentar