Stres pada anak


Anak-anak menyenangi keadaan yang stabil dan pasti. Keadaan itu menciptakan rutinitas yang membuatnya nyaman dan aman. Misalnya, orang tua menetapkan jam 8 malam anak harus tidur. Umumnya, anak akan senang hati pergi tidur pada jam tersebut. Bahkan, kalau tidur terlambat, anak bisa rewel.

Perhatikan juga sikap anak ketika menjalani sebuah rutinitas, seperti berangkat sekolah setiap pagi atau mendapat oleh-oleh setiap kali papa atau mamanya pulang dari kantor. Ia akan melakukannya dengan gembira dan menunggu-nunggu saat itu datang. Stabilitas memang membuat anak nyaman.


Perubahan mendadak

Sayangnya, hidup tidak sestabil yang diharapkan si kecil. Perubahan bisa datang kapan saja, di saat yang tidak terduga. Itu pun terjadi ketika ia tengah menjalani rutinitasnya. Perubahan membuat anak dihadapkan pada situasi yang tidak dikenal dan asing. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri baginya. Jika anak merasa tidak mampu mengendalikan keadaan saat itu, ia akan tertekan.

Perubahan besar dalam hidup seorang anak bisa mendorong timbulnya stres. Apa saja perubahan besar itu? Banyak, seperti: pindah ke sekolah baru, mempunyai adik baru, pengasuh baru, atau pindah ke rumah baru. Bahkan ada perubahan yang tidak anda lihat, yang bisa membuat anak stres. Seperti: keberadaan teman baru di kelas, adanya peringatan atau teguran dari guru, atau kesedihan teman nya.

 

Tanda-Tanda Stres

Gejala stres pada anak kecil bermacam-macam, bergantung pada tahap perkembangan, kemampuan mengatasi, periode, dan intensitas stres, serta dukungan keluarga. Biasanya, gejala ditandai adanya perubahan dan kemunduran perilaku. Anda bisa melihat tanda-tanda ini secara langsung dan sangat jelas. Misalnya, si kecil mengubah perilaku, melakukan sesuatu di luar kebiasaan, atau menangis ketika diminta masuk ke kelas baru.

Namun, di saat tertentu, gejala stres bisa amat samar dan tidak langsung. Pernahkah si kecil mengeluh sakit perut setelah 10 menit berada di kelas barunya? Kalau ya, kemungkinan ia sedang stres dan anda harus mencari indikator yang membuatnya tertekan.

 

Dua Strategi Kunci

Perubahan adalah sesuatu yang pasti dalam hidup. Jadi, jangan sembunyikan perubahan dari anak hanya karena anda tidak ingin ia marah atau sedih. Berikut ini dua strategi kunci yang telah berhasil diterapkan untuk membantu anak secara emosional dalam menghadapi ‘perubahan besar’ dan mendadak dalam hidupnya.

1. Kenalkan perubahan kecil.

Banyak psikolog menyatakan bahwa anak yang pernah mengalami perubahan saat ini akan mampu menghadapi perubahan di masa yang akan datang. Dengan kata lain, anak akan belajar dari pengalaman. Nah, dengan mengenalkan perubahan-perubahan kecil dalam kehidupan anak lebih awal berarti anda mempersiapkan anak menghadapi keadaan baru. Banyak cara untuk itu. Misalnya, buatlah variasi dalam rutinitas hariannya.

2. Batasi jumlah perubahan.

Meskipun mempunyai semangat berubah, anak memiliki keterbatasan. Perubahan yang terlalu banyak dalam setiap hal akan membuatnya terganggu. Sebaiknya, anda mengadakan satu perubahan dalam satu waktu. Jadi, jangan mendaftarkan anak kursus baru ketika ia baru masuk ke sekolah baru dan mendapat teman baru. Hal yang perlu diingat pula, sebelum mengubah rutinitas anak, beri waktu beberapa minggu agar ia bisa beradaptasi.

 

Siapkan Anak Lebih Awal

Anak usia 3 tahun akan lebih senang jika tahu ‘ada kegiatan baru’ sebelum ia memulainya daripda baru tahu saat akan memulainya. Pemberitahuan awal memberi anak tenggang waktu untuk berpikir tentang perubahan yang akan dihadapinya. Dengan begitu, anak akan mempertimbangkan kesulitan yang bakal dihadapi. Ia juga akan segera memberitahu anda jika ia merasa cemas. Semua itu akan membuatnya lebih siap menghadapi perubahan secara emosional.



Tips Menghapi Anak Yang Tertekan Atau Stres

  1. Yakinlah bahwa bukan hanya anak anda yang mempunyai masalah jika mengalami perubahan. Anak lain juga. Dengan begitu, anda tidak menganggapnya anak bermasalah’

  2. Tunjukan simpati ketika anda menangkap kemarahan anak saat menghadapi perubahan.

  3. Jangan marah menghadapi perilaku anak yang menjengkelkan. Kemarahan anda hanya akan membuatnya makin tertekan.

  4. Yakinlah bahwa anak anda mampu beradaptasi dengan keadan baru.
  5. Beri pelukan hangat ketika anak mampu beradaptasi dengan perubahan tanpa mengamuk atau menangis.

Sumber: Buku Growing Up Usia 3-4 Tahun Karya Penerbit Metagraf