Sugar rush dan dampaknya bagi anak


Di balik rasa makanan manis yang enak dan membuat ketagihan, rupanya jenis makanan manis juga dapat meningkatkan risiko sugar rush pada anak, lho!

Menurut laman Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, Surabaya, sugar rush adalah suatu kondisi melonjaknya energi besar pada tubuh setelah mengonsumsi makanan atau minuman berkadar gula tinggi.

Hal ini bisa terjadi pada anak-anak dan dewasa.

Benarkah Sugar Rush Picu Hiperaktif?

Banyak yang beranggapan bahwa sugar rush dapat membuat anak menjadi hiperaktif. Namun benarkah itu terjadi?

Dr. David Ludwig, profesor pediatri di Harvard Medical School sekaligus direktur program Optimal Weight for Life di Children's Hospital Boston, mengatakan bahwa sugar rush terjadi ketika anak-anak mengonsumsi makanan berindeks glisemik tinggi.

Sugar rush pada anak sering terjadi disebabkan oleh konsumsi gula atau makanan dan minuman manis dalam jumlah yang banyak,” jelas dr. Fransiska Farah, Dokter Spesialis Anak RS Pondok Indah – Bintaro Jaya.

Mengutip studi Yale Scientific pada tahun 1982, menemukan bahwa tidak ada hubungan antara gula dan hiperaktif yang dibuktikan secara ilmiah.

Lalu, mengapa mitos ini masih ada? Mungkin sebagian besar karena ini mengacu pada psikologis anak.

Seperti yang dinyatakan sebelumnya, penelitian telah menunjukkan bahwa orang tua yang percaya pada hubungan antara gula dan hiperaktif.

Misalnya anak jadi lebih aktif bermain, sulit mengendalikan diri dan sebagainya.

Namun bukan berarti tidak ada hubungan sugar rush dengan hiperaktif, Anda perlu membatasi makanan gula tinggi pada anak-anak.

Menurut dr. Fransiska, mengonsumsi makanan atau minuman manis yang terlalu banyak dapat menimbulkan kerusakan gigi, obesitas, penyakit diabetes, jantung, dan kolesterol pada anak.

Makanan ini diketahui dapat meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, namun tidak akan bertahan lama.

Dampak Sugar Rush pada Anak

 

Kenaikan gula darah akibat sugar rush secara mendadak ini yang akan memberikan dorongan energi pada anak dan membuat mereka kesulitan untuk memfokuskan perhatian.

“Gula merupakan sumber energi dari karbohidrat dalam jumlah yang besar. Jadi anak akan terlihat lebih aktif, dan bertenaga setelah mengonsumsi gula,” terang dr. Fransiska.

Bukan hanya itu, gula dalam jumlah yang besar juga dapat mengganggu aktivitas tidur Si Kecil karena efeknya yang membuat sulit mengantuk.

Ada beberapa dampak bagi kesehatan akibat mengonsumsi gula berlebih pada anak-anak, antara lain:

1. Memperlambat Kinerja Otak

Menurut para peneliti di UCLA pada 2012 dalam Arizona Obygn Affiliates, hasil studi pada tikus tentang asupan gula terlalu tinggi, ternyata berdampak buruk bagi kesehatan fungsi otak.

Ditemukan bahwa sugar rush dapat memperlambat kinerja otak. Sederhananya, komunikasi antar sel otak pun terganggu.

Kadar gula yang meningkat cenderung meningkatkan resistensi terhadap insulin, hormon yang penting untuk fungsi otak melalui kontrol gula darah.

Kadar gula yang berlebihan pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan pada neurotransmiter yang bertanggung jawab untuk menjaga suasana hati tetap stabil.

Hal ini membuat anak menjadi lebih rewel dan mood rusak.

Sugar rush seringkali menyebabkan depresi dan kecemasan pada anak-anak, lho.

Apalagi, kadar gula yang tinggi bisa menyebabkan radang sel di area otak yang disebut hipokampus.

Area ini memainkan peran penting dalam mengatur dan menyimpan ingatan serta menghubungkan indera dan emosi ke ingatan tersebut.

2. Memperburuk Penglihatan

Jika anak banyak mengonsumsi gula, maka ini akan meningkatkan kadar gula dalam darah dan menurunkan fungsi penglihatan pada mata.

Studi dalam jurnal Investigate Opthalmology & Visual Sciences memaparkan bahwa gula darah tinggi dapat membuat mata menjadi bengkak dan menimbulkan masalah seperti penglihatan kabur.

Penelitian telah membuktikan efek sugar rush ini, dan mereka yang memiliki masalah gula darah tinggi kronis lebih berisiko terkena penyakit mata.

Maka dari itu dalam mencegah hal yang tak diinginkan, kurangi asupan gula pada anak dan ganti dengan makanan mengandung lutein dan zeaxanthin seperti brokoli, alpukat, telur, dan wortel.

Minyak ikan cod juga sangat bagus untuk meningkatkan penglihatan anak.

 

3. Gangguan Pencernaan

Apakah anak sering mengeluh sakit perut, gangguan pencernaan atau asam lambung? Sebab ini bisa menjadi tanda akibat sugar rush pada anak, lho.

Anak yang senang mengonsumsi makanan yang mengandung gula seperti soda, permen, atau kue bisa berdampak buruk bagi pencernaannya.

Gula dapat menyebabkan banyak masalah pada saluran pencernaan anak termasuk asam lanbung, kurangnya penyerapan vitamin dan mineral penting.

Jika anak sering sakit perut atau mengalami gangguan pencernaan, kurangi camilan manis dan ganti dengan camilan sehat seperti buah apel, pisang, yogurt dan oatmeal.

4. Penyempitan Saluran Pernapasan

Tampaknya penyebab di balik peningkatan asma pada anak-anak dan remaja terkait dengan sugar rush.

Menurut peneliti Sonja Kiertein, Ph.D., dari Nestle Research Center di Swiss, menemukan bahwa asupan gula yang tinggi menyebabkan sistem pernapasan mengalami peradangan alergi.

Peradangan ini dapat menyebabkan penyempitan saluran udara dan produksi lendir sehingga timbul gejala asma, mengi dan sesak napas.

Terlebih untuk anak yang memiliki riwayat asma, Anda harus membatasi makanan gula pada Si Kecil, ya. Ganti asupan gula alami seperti buah-buahan blueberry, stroberi atau kiwi.

5. Memicu Eksim

Eksim adalah kondisi peradangan kulit yang dapat menyerang anak-anak di bawah usia dua tahun atau lebih.

Menurut studi yang dilakukan National Eczema Association, asupan makanan tinggi gula atau sugar rush, dapat memicu alergi kulit seperti eksim. Mengapa? Karena gula menyebabkan lonjakan kadar insulin yang mengakibatkan peradangan pada kulit.

Anda bisa mencegah sugar rush pada anak dengan mengurangi asupan gula pada makanan yang dikonsumsi oleh Si Kecil.

American Academy of Pediatric (AAP) menyarankan penambahan gula pada makanan atau minuman anak usia dua tahun ke atas tidak lebih dari enak sendok teh per hari.

Untuk anak berusia dua tahun ke bawah tidak disarankan untuk mengonsumsinya.

Anak-anak disarankan untuk mengonsumsi buah-buahan dengan kandungan gula alami yang sehat yang terkandung di dalamnya.

“Makanan manis juga dapat meningkatkan rasa haus dan dehidrasi.

Oleh karena itu, ajak si kecil perbanyak minum air putih dan hindari minuman kemasan yang mengandung banyak gula, agar tetap sehat,” tutup dr. Fransiska.

Karena itu, sebaiknya lakukan langkah pencegahan ya dengan memperhatikan kadar gula pada setiap asupan yang dikonsumsi anak.