Arti cinta bagi anak balita


Photo by Gabriel Pompeo from Pexels



Joan E. LeFebvre, profesor dari Departement of Family Development, University of Wisconsin-Extension, Florence, Amerika Serikat, meminta orang tua mengirim pesan berupa ‘bahasa’ cinta kepada anak. Menurut LeFebvre, setidaknya ada tiga pesan atau ‘bahasa’ cinta: perbuatan (show-me message), perkataan (tell-me message), dan sentuhan (touch-me message).

‘Pesan Perbuatan’ adalah melakukan sesuatu untuk anak. Misalnya, membantu anak melakukan tugas-tugasnya ketika anak meminta, membelikan sesuatu, meluangkan waktu khusus untuk anak, dan sebagainya.

‘Pesan Perkataan’ adalah mengkomunikasikan kata-kata, seperti “Bunda sayang sama kamu” atau "Ayah seneng deh main sama kamu”.

Terakhir, ‘Pesan Sentuhan’ adalah ungkapan kasih sayang secara fisik, seperti memeluk, dan menggandeng. Hal yang perlu di ingat, menurut LeFebvre, anak-anak atau orang tua bisa saja berpandangan berbeda mengenai bahasa yang paling penting menurut masing-masing. Pada anak , bahasa cinta bisa berbeda beda begitu ia makin besar, atau bahkan dari waktu ke waktu.

 

Berikut ini merupakan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengirim pesan cinta kepada anak.

 

1.  Samakan bahasa

 

Jika anda hanya bilang “Bunda sayang sama kamu” padahal anak minta dibantu untuk memompakan ban sepeda nya yang kempes, maka anak tidak akan menangkap pesan terseut dan mungkin merasa tidak diperhatikan.

 

2.  Perhatikan permintaan anak.

 

Apakah si kecil minta untuk jalan-jalan, manan baru, atau hanya ingin didengar? Permintaan anak menentukan bahasa yang akan anda gunakan.

 

3.   Perhatikan pesan cinta anak.

 

Isi pesan biasanya menggambarkan bahasa cinta yang dianggap penting. Apakah anak mengatakan sesuatu? Memeluk, melukis, atau membantu memebersihakn rumah? Lakukan ini seteliti mungkin, terutama pada anak yang susah mengekspresikan cintanya.

 

4.   Jadwalkan waktu khusus.

 

Minimal sekali sehari anda harus menemukan cara untuk mengirim pesan cinta kepada anak, orang per orang. Misalnya, membacakan cerita sebelum tidur, menemani bermain, dll. Bahkan, ketika perasaan anda ke anak sedang tidak enak (sehabis menegur kesalahan anak), pesan cinta harus tetap dikirim.


Pada akhirnya, mencurahkan cinta kepada anak kita bukanlah semata mata ‘tugas’ orang tua untuk memastikan balitanya tumbuh menjadi ‘seseorang’ (orang yang mengenal dirinya dan merasa dirinya berarti).